PULAU MOYO, Sebuah Keindahan Alam nan Alami.
Keheningan diatas perahu kayu yang didominasi suara mesin tiba tiba berganti dengan suara riuh penumpang. Beberapa penumpang di bagian buritan berteriak kegirangan sambil menunjuk ke sebuah titik tak jauh dari sisi kanan kapal. Serentak pandangan penumpang yang lain mengikuti arah yang dituju. Rupanya ada sekawanan Lumba-Lumba yang sedang berlompatan. Tak pelak atraksi sekelompok mamalia laut itu menimbulkan keceriaan bagi seluruh penumpang dengan kesan yang mendalam.
Itulah sekelumit cerita yang didapat sepanjang perjalanan dari Sumbawa Besar menuju sebuah pulau di sisi utara pulau Sumbawa, pulau Moyo. Cerita seru itu menjadi pembuka untuk sebuah pengalaman yang mengesankan saat mengunjungi pulau yang menawarkan keindahan alam nan alami ini.
Bagi sebagian orang, nama pulau Moyo mungkin terdengar asing. Seperti keberadaannya nama pulau ini memang nyaris terisolir. Nama pulau ini terisolir dari nama nama besar pulau yg ada di Indonesia, sementara keberadaannya terisolir dari hingar bingar dunia pariwisata Indonesia. Meski disana berdiri sebuah resort untuk kalangan jetset.
Pulau yang termasuk wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat ini, seperti juga halnya pulau pulau lain yg sudah lebih dulu terkenal, ternyata menyimpan keindahan dan potensi wisata yang tak kalah dengan pulau lain. Pantai, padang Savana, hutan Tropis, air terjun, sungai, serta kehidupan penduduk asli pulau ini, punya daya tarik tersendiri. Sungguh kita akan mendapat kesan yang amat sulit dilupakan bila kita menyambangi pulau yang dijadikan suaka margasatwa sejak jaman Belanda ini.
Dengan luas daratan yang mencapai 350 km2, pulau Moyo memiliki keunikan tersendiri. 22.000 Ha dari luas yang ada, oleh pemerintah melalui Menteri Kehutanan dan Perkebunan, dijadikan sebagai Taman Buru. Disini penggemar wisata buru dapat menyalurkan hobi dengan memburu hewan yang telah ditetapkan sebagai hewan buru, seperti Rusa Timor ( Cervus Timorensis), Sapi Liar ( Bos Javanicus ) dan Babi Hutan ( Sus Sp ).
Untuk jenis unggas, kita akan dapati burung Kakatua Jambul Kuning ( Caccatoa Sulphurea ), Burung Gosong ( Megapodius Reinwarditi ), Beo Sumbawa ( Gracula Religiosa Venerate ), Punglor (Zoothera Sp ), Elang Bondol ( Haliaster Indus ) serta tak ketinggalan Ayam Hutan ( Gallus Sp ). Ada juga burung yang jadi primadona masyarakat sekitar, yakni burung Bertong. Konon burung ini menyimpan telurnya didalam tanah hingga mencapai satu meter, kemudian ditutupi oleh ranting dan dahan. Begitu rapihnya hewan ini menutupi telurnya, hingga masyarakat percaya bahwa untuk menutupi telurnya, burung ini dibantu oleh malaikat.
Hewan jenis unggas tentu saja tidak termasuk hewan yang boleh diburu, sesuai dengan peraturan pemerintah melalui SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI nomor : 308/KPTs-11/1986 tentang taman buru dan wisata alam laut.
Layaknya pulau dengan potensi wisata yang belum berkembang, di Pulau Moyo memang belum ada penginapan seperti hotel ataupun cottage. Namun jangan khawatir, penduduk Desa Labuhan Haji telah menyiapkan rumahnya sebagai guest house sebagai persinggahan kita dengan tarif yang bersahabat . Yang menguntungkan adalah tarif menginap sudah termasuk makan. Jadi kita tak perlu pusing dengan urusan mengisi perut. Tapi bagi anda yang tidak menyukai atau tidak bisa menyantap menu mahluk air sebaiknya konfirmasi pada pemilik guest house. Karena layaknya desa di pesisir pantai, menu ikan laut adalah menu yang paling menjadi andalan untuk disajikan selain memang merupakan menu khas daerah Sumbawa.
Bagi anda yang hendak menikmati alam bawah laut dan menggemari snorkeling atau diving, pulau Moyo menawarkan keindahan terumbu karang yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Bahkan titik penyelaman bisa kita capai tanpa harus jauh jauh dari garis pantai. Banyaknya wisatawan lokal maupun internasional yang datang berkunjung, bahkan ada beberapa turis mancanegara yg setiap tahunnya langganan hadir di pulau ini, adalah bukti sahih bila keindahan alam bawah laut pulau ini tak kalah pamor dengan daerah lain.
Tak jauh dari desa Labuhan Haji ada sebuah atol dimana kita bisa melakukan aktifitas snorkeling dan diving. Penduduk sekitar menamakan atol ini dengan sebutan Takat. Keindahan terumbu karang dan ragam komunitas ikan di Takat jangan diragukan. Terumbu karang disana terhitung sehat dan belum tersentuh tangan-tangan jahil. Beraktifitas di gugusan pasir yang hanya muncul pada saat air laut surut sungguh sebuah pengalaman unik tentunya.
Bagi anda yang hendak menikmati keindahan alam, apa yang ditawarkan alam pulau Moyo bisa jadi akan membuat anda amat terkesan. Terutama anda yang ingin jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan. Alam yang asri dan asli sungguh tak hanya menyejukkan mata tapi juga membuat hati terasa damai.
Yang cukup spektakuler adalah air terjun Mata Jitu. Air terjun yang dapat ditempuh dengan kendaraan ojek motor selama 15-20 menit dari desa Labuhan Haji ini tak pelak jadi andalan wisata pulau Moyo. Dengan warna air yang kehijauan, air terjun yang konon pernah disambangi oleh mendiang Lady Diana ini mampu membuat kita terbius akan keindahannya.
Air terjun ini tak terlalu tinggi, hanya sekitar 10 meter dan lebar tak lebih dari 20 meter. Tapi yang menarik adalah kolam kolam dibawahnya yang membentuk tingkatan berbeda. Begitu artistik, begitu menarik. Selain Mata Jitu ada lagi air terjun yang jaraknya hanya 10 menit bila ditempuh dengan kendaraan motor dari desa Labuhan Haji. Meski tak seindah Mata Jitu, tapi air terjun Diwu Mbai tetap menawarkan sensasi tersendiri. Adanya sulur pohon yang menjuntai tepat diatas air terjun ini kerap dimanfaatkan baik oleh penduduk ataupun pengunjung untuk berayun ayun sebelum terjun ke air yang jernih.
Tempat lain yang memanjakan kita untuk melarikan diri dari kepenatan sehari hari adalah Tanjung Pasir, Poto Jarum, Brang Sedo, Ai Manis dan Tanjung Boko. Beberapa dari sekian puluh titik di pulau Moyo yang menawarkan keindahan bak surgawi. Pasir yang putih, pantai yang landai, ombak yang tenang dan lingkungan yang alami dapat kita nikmati dengan leluasa tanpa gangguan pedagang asongan. Air yang jernih dan gugusan karang serta beraneka ragam jenis ikan yang cantik akan memanjakan acara snorkeling disini.
Tanpa pedagang asongan? Ya, karena lokasi ini jarang sekali didatangi wisatawan. Kalaupun ada hanya beberapa orang saja. Tempat ini lebih sering disinggahi nelayan yang beristirahat atau menghindar dari cuaca buruk. Bagi anda yang ingin berlibur jauh dari hiruk pikuk suasana ramai, pulau Moyo tampaknya pantas untuk mengisi daftar tujuan berlibur anda.
Bila anda ingin melewati hari dengan mengamati satwa, silahkan anda ke daerah Raja Sua. Disana ada savanna yang memungkinkan anda untuk mengamati atau bahkan mengabadikannya dengan kamera. Tapi sayang disana belum ada menara pengintai agar kita bisa lebih leluasa lagi mengamati satwa , tentunya kita juga akan lebih merasa aman dan nyaman.
Masih tentang satwa, ada juga gua kelelawar yang bisa kita kunjungi. Gua ini terjaga dari tangan tangan jahil sebagaimana kondisi hutan tropis pulau ini yang relatif masih asli.
Untuk penggemar fotografi yang mau berkunjung kesini, bersiaplah untuk membawa Compact Flash, ataupun SD Card yang besar kapasitas memorinya . Artinya setiap sudut pulau Moyo begitu fotogenik, sehingga bisa jadi anda akan cepat kehabisan memori di kamera anda. Jangan lupa pula untuk membawa serta filter Circular Polarizer. Sebagaimana lazimnya pantai, sudah pasti kita akan berurusan dengan highlight yang tinggi. Dan untuk mengabadikan keindahan air terjun Mata Jitu, sebaiknya filter Natural Density dan tripod yang kokoh jangan anda tinggalkan dirumah.
Untuk mencapai pulau Moyo, sebelumnya kita harus ke kota kabupaten Sumbawa Besar. Dari sebuah desa nelayan bernama Aik Bari kita dapat menyewa boat. Bila anda tak mau repot repot ke Aik Bari yang memakan waktu sekitar satu jam dari kota Sumbawa Besar, ada sebuah cottage di pinggir kota Sumbawa Besar yang bisa menyiapkan boat dipantai dimana cottage itu berada. Tentunya dengan syarat kita menginap di hotel tersebut. Kencana Cottage yang berada di KM 11 Jalan Raya Poto Tano-Sumbawa ini terbilang sebagai tempat menginap yang paling representatif. Keberadaannya yang tepat berada dipantai sebuah teluk kecil dan dinaungi oleh pohon-pohon yang rindang sungguh memanjakan pengunjungnya.
Beberapa waktu lalu untuk ke Sumbawa Besar , kita dapat mencapainya dengan pesawat dari Mataram, Lombok. Namun saat ini kedua maskapai penerbangan yang beroperasi disana telah menghentikan pelayanannya karena alasan non teknis. Padahal dengan waktu tempuh yang hanya sekitar 30 menit, waktu perjalanan kita tentunya akan jauh lebih singkat. Tapi bila kita cukup waktu dan mau menempuh jalan darat, kita bisa memakai jasa Travel dari Mataram. Waktu tempuh dari Mataram ke Sumbawa Besar sekitar 6 jam saja. Masing-masing travel yang ada di Mataram menyediakan tiga waktu keberangkatan setiap harinya
Pulau Moyo memang belum menjadi tujuan utama wisatawan. Meski relatif dekat dengan pulau Bali yang menjadi ikon wisata Indonesia. Seperti biasa, kendala sarana dan prasarana juga menjadi faktor penghambat bagi pulau yang berpenduduk 1944 jiwa ini untuk berkembang. Namun demikian, melihat potensi wisata yang ada, serta kedekatan baik secara geografis maupun histories dengan pulau Bali, dapatlah kita berharap berkah pulau Bali sebagai surga wisata akan menular ke Sumbawa, terlebih ke pulau Moyo.
Naskah dan Foto : Erry M Subhan





0 komentar:
Posting Komentar